PHOTO KEGIATAN / AKTIVITAS
PERSADADAAN MBURO ATE TEDEH
"TENAH BUDAYA KARO "
PERTEMUAN SILATURAHMI BULAN DESEMBER 2013 TEPATNYA PADA TANGGAL 8 YANG BERLOKASI DI ASRAMA KAVELERI JANTHO ADALAH PERTEMUAN TERAKHIR DI AKHIR TAHUN 2013
PADA ACARA KALI INI ADA PENAMBAHAN ANGGOTA BARU DAN SEBAGAIMANA BIASA ANGGOTA TERSEBUT MEMPERKENALKAN DIRI..NAMA,MARGA SERTA KAMPUNG HALAMANNYA
PADA ACARA ULASAN / BAHASAN (PROGRAM ACARA) PERSATUAN ADALAH MENGENAI, ASAL USUL SUKU KARO.MARGA SUKU KARO SERTA BERTUTUR DALAM MASYARAKAT KARO.
DARI ULASAN/PEMBAHASAN TERSEBUT DIHARAPKAN DAPAT MENAMBAH WAWASAN PARA ANGGOTA KOMUNITAS
SELANJUTNYA SEBAGAI PENUTUP ACARA PADA PERTEMUAN TERAKHIR DI TAHUN 2013 PARA ANGGOTA KOMUNITAS LANDEK BERSAMA.
banner
Minggu, 08 Desember 2013
Sabtu, 16 November 2013
WISATA AKAR
WISATA ACEH KARO (AKAR)
GUA LIANG DAHAR DI KAB. KARO
GUNUNG SINABUNG
GUA TUJUH DI KAB.PIDIE
MESDJID RAYA BAITURRAHMAN DI BANDA ACEH
GUNUNG SEULAWAH ACEH
PANTAI KASIH SABANG
TAMAN LUBINI TONGKOH BRASTAGI
GUA LIANG DAHAR DI KAB. KARO
GUNUNG SINABUNG
GUA TUJUH DI KAB.PIDIE
GUNUNG SEULAWAH ACEH
PANTAI KASIH SABANG
TAMAN LUBINI TONGKOH BRASTAGI
Kamis, 07 November 2013
AKTIVITAS
Keluarga Besar Persadaan Mburo Ate Tedeh" TENAH BUDAYA KARO" Fhoto bersama dalam rangka kegiatan rutin setiap bulannya.yaitu Pertemuan silahturahmi.
Kegiatan pertemuan ini berlokasi di Perumahan Ujung Bate pada bulan Oktober2013.
Mereka adalah saudara kita
,saudara seperantauan
mengapa mereka diacuhkan
apa karena miskin,karena tak berpangkat
karena tak berjabatan,atau karena beda Agama?
.
SAMA PUNYA MARGA-PUNYA MARGA SAMA
Jumat, 11 Oktober 2013
BERITA
Letusan Gunung Sinabung Ciptakan 4 Kawah Baru
Khairul Ikhwan - detikNews
Gunung
Sinabung
Medan, - Letusan Gunung Sinabung hari ini telah menciptakan empat
kawah baru. Kawah-kawah kecil yang menyemburkan asap itu menyebabkan warga
khawatir.
Kawah baru itu berada di sekitar jalur pendakian dari Danau Kawar, Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Pada Selasa (15/10/2013) pagi, ratusan warga sekitar menyaksikan fenomena alam ini.
"Kawah-kawah baru itu, paling sedikit ada empat ini, posisinya sudah semakin ke bawah, bukan di sekitar puncak lagi. Ini makanya kita agak khawatir," kata Simon Sitepu, salah seorang warga Kuta Gugung.
Kawah-kawah itu diduga tercipta saat letusan pertama sekitar pukul 01.00 WIB. Dibanding letusan kedua yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, letusan pertama lebih kuat. Letusan itu juga menyebabkan terjadinya longsoran di lereng gunung.
Kendati terjadi letusan, status Gunung Sinabung tidak mengalami perubahan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan gunung ini berstatus waspada.
Kawah baru itu berada di sekitar jalur pendakian dari Danau Kawar, Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Pada Selasa (15/10/2013) pagi, ratusan warga sekitar menyaksikan fenomena alam ini.
"Kawah-kawah baru itu, paling sedikit ada empat ini, posisinya sudah semakin ke bawah, bukan di sekitar puncak lagi. Ini makanya kita agak khawatir," kata Simon Sitepu, salah seorang warga Kuta Gugung.
Kawah-kawah itu diduga tercipta saat letusan pertama sekitar pukul 01.00 WIB. Dibanding letusan kedua yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, letusan pertama lebih kuat. Letusan itu juga menyebabkan terjadinya longsoran di lereng gunung.
Kendati terjadi letusan, status Gunung Sinabung tidak mengalami perubahan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan gunung ini berstatus waspada.
RENCANA PENGGANTIAN NAMA JALAN Ngumban Surbakti. Banyak warga Karo yang kaget. Sehubungan dengan adanya Pemberitaan Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) di halaman depan dengan judul “INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa) Kota Medan, Apresiasi Walikota Medan Sahkan Jalan DR. GM. Panggabean, Tjong Yong Hian dan Ir. Sukarno-Hatta” pada edisi Selasa (8/10/2013) masalahnya, di berita tersebut disebutkan, berdasarkan SK Walikota Medan Nomor: 620/1580.K/X/2013 Tentang Perubahan dan Penabalan Nama-nama Jalan di Kota Medan, salah satu nama jalan yang berubah tersebut adalah Jalan Ngumban Surbakti. Sebagaimana diketahui, Ngumban Surbakti adalah seorang putra daerah yang dulunya sangat berjasa dalam merebut Kemerdekaan RI, khususnya di daerah Sumatera Utara. Hal ini perlu dipertanyakan kebenaran pemberitaan Harian SIB mengenai perubahan nama Jalan Ngumban Surbakti. sangat disayangkan pergantian Jalan Ngumban Surbakti tersebut . (bg).
Rabu, 09 Oktober 2013
MOMO
MOMO
MOMOKEN KAMI MAN BANDU KERINA ANGGOTA "Persadaan Mburo Ate Tedeh "TENAH BUDAYA KARO", BAHWA INGANTA PULUNG PRIODE BULAN : MEI 2014 SESUAI ARIH EMKAPEN IA IJABU ;Kade kadenta RUSLAN PANDIA (CULAN ) SINILAKOKEN IBAS :
WARI : MINGGU
TANGGAL : 4 MEI 2014
JAM : 14.00 WIB SEH ASA DUNG
ALAMAT ; PERUMAHAAN UJUNG BATE
/HP:085275729583
BAGEM IMOMOKEN KAMI MAN BANDU KERINA.MAKA ULA LUPA GELAH RA-RAS KI NDAHINYA.
SIBAREM BUJUR RAS MEJUAH-JUAH KITA KERINA.
MOMOKEN KAMI MAN BANDU KERINA ANGGOTA "Persadaan Mburo Ate Tedeh "TENAH BUDAYA KARO", BAHWA INGANTA PULUNG PRIODE BULAN : MEI 2014 SESUAI ARIH EMKAPEN IA IJABU ;Kade kadenta RUSLAN PANDIA (CULAN ) SINILAKOKEN IBAS :
WARI : MINGGU
TANGGAL : 4 MEI 2014
JAM : 14.00 WIB SEH ASA DUNG
ALAMAT ; PERUMAHAAN UJUNG BATE
/HP:085275729583
SIBAREM BUJUR RAS MEJUAH-JUAH KITA KERINA.
BERANDA
Persadaan Mburo Ate Tedeh
"TENAH BUDAYA KARO"
BANDA ACEH
MAN BANDU KERINA KHUSUSNA MASYARAKAT KARO SILIMA MERGA SI RINGAN BANDA ACEH SEKITARNA MARI BERGABUNG ENDA KAP INGANTA PULUNG
KOMUNITAS INI DIBENTUK UNTUK MASYARAKAT KARO DI ACEH, KHUSUSUNYA YANG BERDOMISILI DI BANDA ACEH SEKITARNYA, TERUTAMA KHUSUS MASYARAKAT KARO PERANTAUAN BESERTA KELUARGA BESARNYA TANPA MEMANDANG AGAMA , JABATAN , PANGKAT SERTA STATUS SOSIAL LAINYA.SILATURAHMI SERTA MENJAGA KELESTARIAN BUDAYA ADALAH TUJUAN UTAMA WALAUPUN BERADA DIPERANTAUAN.
ANAK- BOLEH LAHIR DAN DIBESARKAN DIMANA SAJA, SUAMI. ISTRI, MENANTU BOLEH BUKAN SUKU KARO TETAPI ADAT BUDAYA KARO WAJIB DIKETAHUI OLEH MEREKA
RESEP
Ikan Mas ( 1 KG (dipotong sesuai keinginan)
Cabai Rawit (1/2 ons / sesuai selera)
Cabe Keriting (1/2 ons / sesuai selera)
Bawang putih (6 Siung)
Tuba/Andaliman (1 ½ sdm (tergantung Selera)
Kemiri (1/2 Ons )
Kunyit (± 3 cm (sesuai selera)
Jahe (± 2 cm (sesuai selera)
Cekala /Buah kecombrang (6 Buah (memarkan)
Sereh ( 5 batang (memarkan)
Daun Jeruk Purut (8 Lembar)
Daun Kemangi ( Segemgam)
Lengkuas (Sebesar Ibu Jari (memarkan)
Bunga Kecombrang (2 Buah (diiris tipis/sesuai selera)
Kacang Panjang/ Terong (Sesuai selera)
Garam Secukupnya
Jeruk Nipis (2-4 Buah tergantung banyaknya airnya)
Cara Mengolah :
Haluskan : Cabai, bawang putih, kemiri, Tuba/andaliman, kunyit, Jahe
Letakkan Serai, Buah kecombang, lengkuas pada Wajan, agar ikan tidak hangus ketika dikeringkan airnya
Letakkan Ikan Mas diatas nya
Siram dengan air jeruk nipis
Siram Bumbu Halus diatas Ikan Mas
Tambahkan Air di atas Bumbu secukupnya
Masukkan Daun Jeruk Purut
Masukkan Bunga Kecombrang
Tambah Garam secukupnya
Masukkan Kacang Panjang/Terong
Masak lah ikan yang dibumbu
Biarkan Sampai Mendidih
Masukkan Daun Kemangi
Biarkan Sampai Air berkurang, jika mau ambil air / kuah nya
Masak Ikan Sampai kering dengan api yang kecil
Siap Untuk dihidangkan (1 KG ikan mas cukup untuk porsi 10 atau 12 orang)
Catatan: Jika ada resep arsik ikan mas diatas dapat juga ditambahi bahan-bahan seperti: kacang koro dan atau gundera secukupnya. Bagi saya pribadi oleh karena domisili di surabaya, bahan-bahan tambahan ini sukar mendapatkannya. Selamat mencoba memasak ”Arsik Ikan Mas” resep menu sehat keluarga.
BUDAYA
SIPAT UMUM SUKU KARO BERDASARKAN MARGANYA
Sebuah konteks dalam sifat setiap manusia tidak lepas dari aspek psikologis (kejiwaan) manusia itu sendiri. Dengan kebesaran kuasaNya, Tuhan menciptakan manusia dengan keberagaman sifat. Tentu setiap manusia di muka bumi ini diciptakan dengan sisi baik dan buruknya. Manusia Karo juga tidak terlepas dari keberagaman sifat (biak) itu. Sifat yang dimiliki setiap individu Karo tentu berbeda-beda. Tapi ada sifat dasar pembawaan dari merga yang dipakainya. Mungkin juga sifat ini didasarkan beberapa sebab seperti satu keturunan (terombo), satu kampung berikut kebiasaan dan tradisinya sampai letak geografis tempat tinggal. Dibawah ini akan dijabarkan sedikit tentang sifat-sifat (Biak-biak) Si Lima Merga. Penulis meriset semua sifat-sifat ini dari wawancara dengan orang-orang tua, beberapa tulisan juga pengalaman pergaulan dari kehidupan sebagai orang Karo di tengah tatanan budaya Karo yang kental. Karo-Karo Merga Karo-karo rata-rata cerdas dalam berpikir dan bertindak. Ini terbukti dengan orang Karo yang meraih gelar sarjana pertama kali adalah Dr B. Sitepu dan Mr. Jaga Bukit. Profesor pertama dari Karo adalah Prof. A.T. Barus. Gubernur Sumatera Utara dari Karo pertama kali adalah Ulung Sitepu. Sampai menteri dari Karo yang pernah diangkat adalah M.S. Kaban. Karo-karo biasanya berkemauan kuat dan berusaha keras meraih cita-citanya. Karena kemauan dan kerja kerasnya itu tidak sedikit Karo-karo berhasil meraih segala keinginannya. Beru Karo terkenal berani dalam bertindak. Ketika ada yang tidak sesuai keinginan hatinya maka apapun bisa dikata-katainya. Cenderung bersifat mendominasi dalam rumah tangga. Tapi beru Karo terkenal kepintarannya sebagai penyeimbang rumah tangga. Ginting Merga Ginting lantang dalam berbicara. Kalau memang pendapatnya benar akan terus dipertahankannya. Siapa yang tidak kenal nama yang sudah didekasikan menjadi salah satu jalan terpanjang di negeri ini, Letjend Jamin Ginting. Termasuk anggota MPR RI, Sutradara Ginting yang pintar dalam mengungkapkan pendapatnya.Tidak takut untuk memulai sesuatu yang baru. Mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. Cenderung patuh pada istrinya. Beru Ginting terkenal tidak malu tampil ke tengah. Kalau belum berbuat sesuatu rasanya belum ada kepuasan dalam dirinya. Keberaniannya terkadang tidak memikirkan resiko apa yang akan terjadi terhadap tindakannya. Sembiring Merga Sembiring rata-rata berjiwa diplomatis. Sedikit berbicara tapi dalam artinya. Terkadang pelan-pelan mengutarakan pendapatnya sehingga keinginan hatinya diterima semua orang. Siapa yang tidak kenal dengan keturunan Sibayak Sarinembah, Mayjend Raja Kami Sembiring dengan vokalnya yang menghebohkan gedung MPR RI Senayan beberapa tahun lalu. Kriminolog Adrianus Meliala juga termasuk salah satu contoh. Cenderung malu dan takut mengutarakan cinta pada gadis yang dipujanya. Bahkan sekalipun ditanya apakah dia mencintai gadis itu dengan cepat akan ditampiknya dengan halus. Beru Sembiring berjiwa penyabar. Walau banyak yang tidak menyenangi dirinya dengan sabar dia akan menerimanya. Cenderung sebagai penguasa rumah tangga. Sehingga rumah tangga berada dibawah kendalinya. Tarigan Merga Tarigan pintar berbicara. Di kedai kopi ataupun jambur semua obrolan akan didominasinya. Cepat berkelit dalam berkata-kata jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan maksudnya. Karena pintar berkata-kata rata-rata merga Tarigan berjiwa dagang. Mulia Tarigan salah satu contohnya. Juga Mestika br Tarigan menjadi psikolog terkenal saat ini. Beru Tarigan bersifat pasrah terhadap sesuatu yang didapatnya. Apa yang dikatakannya terkadang berbeda dengan isi hatinya. Perangin-angin Merga ini disebut dengan julukan Tambar Malem (selain Sebayang). Tambar Malem maksudnya disini adalah kepintaran dalam berkata-kata untuk menghibur orang. Jika ada orang mengalami masalah, Perangin-angin pintar memakai lidahnya untuk menghibur dan mencari solusi jalan keluarnya. Bersifat moderator dan mediator. Cenderung harus dibujuk-bujuk (tami-tami) dan cemburuan. Berani dalam bertindak dan mengungkapkan pendapatnya. Aktor kawakan Advent Bangun yang telah memakai lidahnya dalam berkotbah di mimbar gereja. Termasuk perjuangan Kiras Bangun alias Pa Garamata dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Beru Perangin-angin berjiwa ingin tampil. Ada suatu kebanggaan jika dirinya diperhatikan orang. Bersifat menguasai keluarganya sendiri. Kepintarannya dalam mencari muka pada orang tuanya terkadang membuat perselisihan dengan turangnya sendiri. Sifat-sifat merga di atas tidak bisa menjadi tolak ukur bagi kita untuk menyimpulkan sifat seseorang dari merganya. Perkembangan jaman, kehidupan sosial dan perkawinan dengan berbagai suku sedikit demi sedikit mengikis sifat-sifat merga itu sendiri. Jadi sifat merga diatas hanyalah sebuah kesimpulan kecil dari sebuah penelitian yang setiap saat bisa disanggah dan diperdebatkan. Sekali lagi janganlah kesimpulan diatas menjadi acuan kita untuk menilai sifat merga dan juga sifat seseorang. Tapi jika kita menelusuri lebih dalam setiap orang Karo mempunyai sifat yang hampir sama. Mungkin dikarenakan alam, budaya dan seninya yang mengacu pada kehidupan sosial Karo itu sendiri. Catatan kecil tentang sifat orang Karo Orang Karo itu tidak terlalu rajin tetapi bukan pemalas. Berjiwa lemah lembut dan toleransi yang kuat. Sifat gotong royong dan memusyawarahkan sesuatu secara “sangkep nggeluh” menjadi nilai yang dikedepankan dalam strukur sosial masyarakatnya. Prinsip hidupnya adalah, ”Ertuah bayak sangap encari,” yang artinya berkembang biak murah rejeki dan etos kerja yang digunakan, “Mangkuk reh mangkuk mulih, Ola lolo cametendu”. Filosofi hidup orang Karo itu,”Pebelang juma maka mbelang man peranin, Jemur pagendu sangana las,” yang artinya perbanyak mata pencaharian supaya banyak hasilnya, gunakan kesempatan yang ada. Ada juga falsafah yang mengatakan, “Keri gia pola isina, gelah mehuli penangketken kitangna,” biarpun habis air nira diminum, asal yang meminum itu menggantungkan tempatnya (kitang) itu dengan baik. Kelemahan orang Karo pada umumnya mudah tersinggung dan sakit hati. Apabila rasa sakit hati dan ketersinggungan itu terlalu mendalam akan menimbulkan reaksi. Tetapi lebih banyak mengundurkan diri dalam percaturan. Tapi umumnya mempunyai sifat pendendam. Orang Karo sangat sensitif tetapi menyimpan sifat ideal sebagai single fighter. Berani memulai sesuatu walau tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya. Mempunyai jiwa merantau (erlajang) dan dengan cepat bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ada istilah sendiri yang mengacu hal ini, “Kalau masuk ke kandang kambing, dia akan mengembik tapi tidak jadi kambing. Kalau masuk ke kandang harimau, dia akan mengaum tapi tidak jadi harimau
.” Adat Perjabun Nereh Empo I Karo Dusun
Wilayah Karo Dusun Wilayah Karo Dusun mencakup Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Pancur Batu , Kecamatan Namo Rambe , Kecamatan Sunggal, Kecamatan Kutalimbaru , Kecamatan STM- Hilir, Kecamatan STM- Hulu, Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Biru- Biru . Wilayah ini dihuni oleh masyarakat Karo dari jaman sebelum perang. Melalui wilayah ini ada jalan tembus , jalan perlanja sira yang menghubungkan Karo Dusun dengan Karo Julu. Jadi garam yang sangat penting itu untuk kehidupan manusia , di pasok dari Karo Dusun dan Alas ke Tanah Karo . Hubungan kekeluargaan (adat istiadat nggeluh) sangat erat antara Karo Dusun dengan Karo Julu. 1. Maba Belo Selambar Pada zaman dahulu sebelum perang maba belo selambar dengan membawa kampil lengkap yang berisi belo, kapur, gamber, mbako, pinang, penaka pinang, ( kalak kati ), tok- tok, perisapen, yang terdiri dari daun nipah, daun jagung, mbako dan santik. Pertemuan ini dihadiri oleh Anak Beru Siempo (dilaiki-diberu), Sembuyak si empo, nande bapa sinereh , siterserh, dan bibi siterserh yang tidak punya anak laki- laki . Untuk pertemuan ini Anak Beru si empo datang kerumah sesudah makan malam sebagai utusan si empo . Teknik pelaksanaannya dilakukan setelah saling bertukar rokok (isap). Anak beru si empo menyampikan niatnya kepada orang tua sinereh atau sembuyak terdekat. Dan orang tua si tersereh meminta turangnya untuk menanyakan kepda si tersereh ketersediaan untuk menerima lamaran. Pada umumnya gayung bersambut karena sudah ada arih- arih simedanak. Tempa- tempa terjadi paksaan karena ; yang datang adalah impalna dan belum ada arih- arih. Biasanya bila mana bukan anak kalimbubu , maka pihak si empo tidak berani kalau belum ada arih- arih orang tua atau simedanak . Orang Karo takut dipermalukan. Sering juga terjadi sebelum makan belo orang tua si empo datang tanpa anak beru; maka ayam untuk dimakan bersama kalimbubu untuk menanyakan kesediaan si tersereh untuk kawin dengan impalna. Dalam hal ini penolakan sering terjadi. Setelah ada persetujuan maka direncanakan maba belo selambar. Proses ini namanya nungkuni , bila tak ada musyawarah anak. Bila ada musyawarah anak anak dapat terjadi : Pertama nangkih erjabu. Anak kalimbubu harus dibawa kerumah Bapa Tua , Bapa Uda, Abang yaitu rumahna. Bukan Anak Kalimbubu dibawa ke rumah Anak Beru. Sekarang dibawa ke rumah Pemuka Agama. Nangkih erjabu ada dua bentuk : a). Nangkih dengan persetujuan b). Nangkih erbuni- buni( tidak ada persetujuan ) Kedua Maba belo selambar, yang menjadi pembicaraan adalah apakah pihak si empo banci erjabu, tersinget-singet ndigan maba luah (nganting manuk). Pada saat acara ini yang di undang makin banyak, semua Sangkep nggeluh siseh kujabu tambah Anak beru Tua (Singerana). Selain kampil lengkap 6 buah maka si empo maba nakan tasak untuk makan bersama , amak mbentar sinereh (amak runggu). Saat pelaksanaan dapat dilaksanakan pada pukul 17.00-19.00 (makan dulu baru acara) atau pukul 14.00-15.00 sampai selesai (acara dulu baru makan) . Tempat berkumpul di rumah si tersereh atau di jambur (Los). Teknik pelaksanaan seperti runggu Adat Karo : Ditengah (gelanggang/berhadapan masing- masing Anak Beru), dibelakang anak beru sesina kuranan, senina sepemeren, senina siparibanen , sembuyak, sukut, sukut ras senina sepengalon. Kalimbubu, sebelah kanan, di kanan kalimbubu duduk puang kalimbubu. Runggu boleh dimulai karena seluruh sangkep nggeluh (sindungi runggun ras kerja) enggo pulung. Yang akan dibicarakan adalah : 1. Apakah si empo boleh nikah 2 . Ersinget- singet gantang tumba (utang adat) ; tukor 3. Penentuan hari Maba Luah (nganting manok ras kerja adatna). Kalau sudah ada hari yang disetujui maka Sengkul me pudun. 2. Maba Luah ( Nganting Manok) Yang perlu dipersiapkan si dilaki (pihak laki-laki), kampil lengkap 6 buah, amak mbentar man kalimbubu secukupnya, perisapen rokok 8 bungkus kalau dulu cukup 7 bungkus atau 6 bungkus; rires secukupnya, cimpa unung- unung, ayam cipera, nasi serta gulen. Si diberu (pihak wanita) : kampil lengkap ras anak runggu 2 buah serta amak untuk kalimbubu. Yang hadir semua sangkep nggeluh dari masing-masing yaitu : Sukut, Sembuyak Sukut, Senina (sipemeren,siparibanen , sepengalon) , senina kuranan (Gamet), kalimbubu, puang kalimbubu, anakberu ras anak beru menteri. Khusus si empo harus hadir : anak beru ngikuri untuk mencuci kuali (belanga) dan membantu masak. Hari pertemuan sering sudah ditentukan saat maba belo selambar bagi keluarga baru; dan saat runggu erbahan kerja bagi keluarga yang sudah punya anak . Pelaksaanaan sebelum perang, diadakan pada siang hari, atau malam hari berbeda waktu dengan kerja adatnya. Sekarang ini diadakan malam hari dan besoknya kerja adat. Dan tempa-tempa disatukan dengan naba belo selambar dengan syarat harus ada kuah man kalimbubu (rires, cimpa unong unong dan gule cipera) saat maba belo selambar dan memudahkan peningkatan ini harus ada pembicaraan lebih dahulu (teruh- teruhi). Teknik pelaksanaan sama dengan runggu Adat karo saat naba belo selambar sigundari, jadi pembicaraan adalah menentukan utang adat yang harus ditanggung oleh si empo yaitu : Batang Ujuken (tukor) bere- bere, perkempun, perninin, ciken- ciken, perbapatuaan, perbapangudan, batu gilingen, tangu beru, gamet, suabe (perkembaren), anak beru menteri, sirembah kulau, (kelang-kelang). Setelah adat ini disetujui maka dibicarakan mengenai acara kerja adat besok hari, agar semua berjalan lancar yaitu : ose dan yang di osei, makan pagi (ngukati), membayar utang dan acara singerana. Permulaan acara pihak perempuan. Tempa-tempa selang seling. Diakhir acara maba luah adalah Sengkul Pudun Kerja 3. Kerja Adat Yang perlu dipersiapkan : a. Sinereh Pinggan pedalan emas yang terdiri darai : pinggan pasu, ariteneng ,cimata, cincin-tumbuk, draham yaitu emas megersing ( ganti kunyit ), beras meciho, belo cawer, amak mbentar Tikar tempat runggu ( amak runggu) dan tikar untuk kalimbubu. b. Si empo Uang yang harus dibawa, makan untuk dua kali makan (pengukati, dan makan siang), untuk acara makan ini Potongan Adat yaitu Kerbau , Sapi, dan Babi harus disediakan utang adat yang potongannya cara ngelapah. Khusus pada pesta adat hadir seluruh kerabat, kade- kade ndauh- ndiher yang fungsinya pertama : Ndungi adat kerja/petunggungken dan pehagaken , yang berfunsi sebagai Ndungi Adat-Kerja yaitu Sangkep Nggeluh dari sukut berfungsi untuk petunggungken kade-kade si ndauh-sindiher; yang berfungsi untuk pehagaken teman meriah , sierpangkat. Hari pertemuan sudah dirancang saat maba belo selambar bagi jabu simbaru atau runggun adat bas nehken sura- sura bagi jabu si enggo ndekah. Lamanya pudun hanya 1 bulan bila lebih sirenggetken. Acara dilakukan dirumah Waluh Jabu (kerja rumah), dibuatkan tenda di depan rumah, ditanah lapang atau gedung pertemuan, loosd desa , jambur,. waktu pelaksaanaan mulai pukul 08.00 sampai selesai. Pukul 07.00 – 10.00 ngukati, pukul 09.00-10.00 ersukat emas, pukul 10.00 – 13.00 acara ngerana- ngerana (sidiberu arah lebe), pukul 13.00- 14.00 makan siang. Teknik pelaksanaan pada ersukat emas iban “Runggun Adat Karo“. Anak beru petala-tala ia itengah, kundul sukut , senina , gamet, teman meriah, perangkat Desa, pemuka agama. Sebelah kanan duduk kalimbubu sebelah belakang kalimbubu duduk puang kalimbubu , sebelah kirinya duduk anak beru menteri dan sebelah kirinya duduk anak beru ngikuri. Saat pedalan emas dilakukan oleh kepala desa yang sebelumnya diadaklan sejalapen yaitu sekaku atau saksi tertulis dari perkawinan ini. Urut -urutan pedalan emas : Sinereh ngirakken pinggan pedalan emas ras si empo ngisisa alu uruten : a. belo Kinapor 12 lembar b. bura emas c. ulu emas d. batang unjuken (berdasarkan musyawarah) e. bere- bere f. perkempun, man mama nande. g. Perninin, man senina bap. h. Pebibin, man senina nade i. Ciken – ciken, man mama nini bolang j. Perbapatuan, man impal Nande k. Perbapangudan, man diberu impal bapa. l. Batu galangen, cibal – cibalen bapa m.Tinggir Beru, man senina Bapa (kakak atau adik). kalimbubu bena- bena( kalimbubu tua ), kalimbubu dareh ( kalimbubu simupus ) dan kalimbubu siperdemui , kalimbubu sipemeren serta puang kalimbubu . Anak beru, anak beru menteri dan anak beru sipemeren . Selesai acara ngerana – ngerana kedua belah pihak maka diadakan acara makan siang . Dan sebelumnya diberikan dulu makan baluten yang banyaknya minimal 12 buah atau 50 – 2 = 48 untuk pihak sinereh . Saat acara makan diumumkan bahwa nanti malam akan diadakan acara “mukul” di rumah bapa si empo. Pada perkawinan orang karo sering terjadi Ngelingkah (ngelangkah), satu dilangkahi bayar satau, dua dilangkahi bayar dua , dan seterusnya. Adapun utang yang dilangkahi laki- laki adalah : tengkulok, kain sarung, dam tikar. Utang kepada perempuan : Kampoh. Kerja Adat karo Dusun terdiri dari : Kerja singuda, Kerja sintengah , kerja sintua. Kerja Singuda adalah kerja dengan potong babi atau erbante. Semua kade – kade sindiher i tenahken tambah Sangkep nggeluh. Kade-kade sindiher juga dibatasi karena pangan terbatas. Kerja Sintengah : adalah kerja mbelin tanpa gendang sarune. Kerina kade kade teman meriah ras Sangkep Nggeluh i tenahken sebab potong kerbo atau lembu jukut 6-8 kaleng. Kerja Sintua adalah kerja sintengah alu erkata gendang . Kerina kalimbubu sineken bas surat undangen harus diundang. 4. Mukul = Mecah- mecah tinaroh Yang perlu di[persiapkan sinereh adalah ayam yang dilengkapi oleh singalo bere- bere (mamina) ayam itu warnanya kuning (simelias rupa), tinaruh manuk belgang disebut tinaruh manuk Tasak Mulia. Pihak si empo mempersiapkan: pinggan Pasu (piring besar), uis arinteneng atau uis teba metak loanam pingga pasu, nasi dan tulan putor dan kepala serta ekor dimasak tanpa adum. Yang kumpul sat mukul adalah sangkep nggeluh siseh kujabu masing- masing pihak. Dan tempat kumpul di rumah orang tua si empo pukul 20.00-21.00 sampai selesai. Biasanya pihak sinereh bermalam di rumah pihak si empo. Teknik pelaksanaannya bibi si rembah kulau, bibi nande, anak beru menyiapkan pinggan pasu dengan lanam uis arinteng; letakkan nasi diatasnya, letakkan manuk yang disangkepi ; gat- gat tasak telu, tinaruh raja mulia. Sudah lengkap hidangan didepan penganten didalam amak dabuhen (KAMAR) pukul sidilaki nakan ras tinaruh berekenna man si diberu dan sebaliknya; mengucapkan janji bahwa tidak boleh berpisah kalu tidak dipisahkan Tuhan. Masing masing memilih ayam sangkepi. Yang perlu dipersiapkan adalah kampil pengobah tutor, cimpa baka sagu, yang hadir Sangkep Nggeluh si empo ras sinereh dan dilakukan besok pagi sesudah mukul i rumah si empo, nangkih-nangkih matawari sesudah makan pagi . Kedia penganten baru si osei uis mejile, sitersereh di antar bibi membawa kampil, ke bengkilanya diberikan belo kinapor dengan ucapan mulai hari inin tidak boleh bicara langsung harus memakai perantara . Demikian juga kepada turangku dan kerabat lain, kalau da perubahan tutur maka laki- laki maupun perempuan (si empo dan sitersereh) semua berubah sesuai dengan tutur simbaru. Hal ini dapat terjadi bila yang nikah tidak tutornya rimpal.contoh erbibi bana,permenna bana , maka akan terjadi perubahan yang mencolok. 6. Ngulihi Tudong Yang perlu dipersiapkan keluarga baru adalah nakan dan gulen tasak serta cimpa. Hari pelaksanaan adalah 4 wari 4 berngi pejabun, maka bernagkat keluarga baru dari kampung sidilaki ke kampung kalimbubu. Adapun pengantarnya adalah nande-bapa, anak beru dan sembuyak. Dan sampai di rumah kalimbubu sebaiknya sebelaum pukul 12 .00. Makan siang diadakan di rumah kalimbubu bersama Sangkep nggeluhnya. Keluarga sidilaki biasanya bermalam tapi sekarang dapat pulang pada sore hari. Setelah makan malam dibuat acara mbereken pedah-pedah (memberikan petuah). Setelah itu pihak perempuan mempersiapkan pakaiannya untuk dibawah esok harinya. Pada jaman sebelum perang, kendaraan belum ada, maka Ibunya mengantar anaknya sampai kerangen kuta (hutan dekat desa) dengan cara pelan- pelan berpisah dengan pesan “Jangan pernah menoleh kebelakang, tetap pandang ke depan semoga kam sehat dan bahagia selalu”, namun si nande tetap berdiri di kerabangen kuta sampai si anak tidak kelihatan lagi. 7. Ngulihi Bulang Hal ini terhadi bila rumah mereka jauh dari rumah orang tua laki-laki . Atau si laki-laki ke kekelaan di rumah kalumbubu, maka secara dadakan diadakan ngulihi bulang, yang perlu dipersiapkan adalah: nakan dan bengkau tasak dan cimpa, waktunya 4 atau 5 hari setelah pesta adat (4 atau 5 be rngi enggo kenca kerja). Acara ini juga mengambil pakaian si dilaki yang masih ada dirumah orang tuanya, selesai acara makan diadakan acara memberikan petuah- petuah. ditulis oleh : Ngajarsa Sinuraya Bre Bangun nb : ada sebagian kata-kata yang diubah untuk memudahkan pembacaan.
Sebuah konteks dalam sifat setiap manusia tidak lepas dari aspek psikologis (kejiwaan) manusia itu sendiri. Dengan kebesaran kuasaNya, Tuhan menciptakan manusia dengan keberagaman sifat. Tentu setiap manusia di muka bumi ini diciptakan dengan sisi baik dan buruknya. Manusia Karo juga tidak terlepas dari keberagaman sifat (biak) itu. Sifat yang dimiliki setiap individu Karo tentu berbeda-beda. Tapi ada sifat dasar pembawaan dari merga yang dipakainya. Mungkin juga sifat ini didasarkan beberapa sebab seperti satu keturunan (terombo), satu kampung berikut kebiasaan dan tradisinya sampai letak geografis tempat tinggal. Dibawah ini akan dijabarkan sedikit tentang sifat-sifat (Biak-biak) Si Lima Merga. Penulis meriset semua sifat-sifat ini dari wawancara dengan orang-orang tua, beberapa tulisan juga pengalaman pergaulan dari kehidupan sebagai orang Karo di tengah tatanan budaya Karo yang kental. Karo-Karo Merga Karo-karo rata-rata cerdas dalam berpikir dan bertindak. Ini terbukti dengan orang Karo yang meraih gelar sarjana pertama kali adalah Dr B. Sitepu dan Mr. Jaga Bukit. Profesor pertama dari Karo adalah Prof. A.T. Barus. Gubernur Sumatera Utara dari Karo pertama kali adalah Ulung Sitepu. Sampai menteri dari Karo yang pernah diangkat adalah M.S. Kaban. Karo-karo biasanya berkemauan kuat dan berusaha keras meraih cita-citanya. Karena kemauan dan kerja kerasnya itu tidak sedikit Karo-karo berhasil meraih segala keinginannya. Beru Karo terkenal berani dalam bertindak. Ketika ada yang tidak sesuai keinginan hatinya maka apapun bisa dikata-katainya. Cenderung bersifat mendominasi dalam rumah tangga. Tapi beru Karo terkenal kepintarannya sebagai penyeimbang rumah tangga. Ginting Merga Ginting lantang dalam berbicara. Kalau memang pendapatnya benar akan terus dipertahankannya. Siapa yang tidak kenal nama yang sudah didekasikan menjadi salah satu jalan terpanjang di negeri ini, Letjend Jamin Ginting. Termasuk anggota MPR RI, Sutradara Ginting yang pintar dalam mengungkapkan pendapatnya.Tidak takut untuk memulai sesuatu yang baru. Mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat. Cenderung patuh pada istrinya. Beru Ginting terkenal tidak malu tampil ke tengah. Kalau belum berbuat sesuatu rasanya belum ada kepuasan dalam dirinya. Keberaniannya terkadang tidak memikirkan resiko apa yang akan terjadi terhadap tindakannya. Sembiring Merga Sembiring rata-rata berjiwa diplomatis. Sedikit berbicara tapi dalam artinya. Terkadang pelan-pelan mengutarakan pendapatnya sehingga keinginan hatinya diterima semua orang. Siapa yang tidak kenal dengan keturunan Sibayak Sarinembah, Mayjend Raja Kami Sembiring dengan vokalnya yang menghebohkan gedung MPR RI Senayan beberapa tahun lalu. Kriminolog Adrianus Meliala juga termasuk salah satu contoh. Cenderung malu dan takut mengutarakan cinta pada gadis yang dipujanya. Bahkan sekalipun ditanya apakah dia mencintai gadis itu dengan cepat akan ditampiknya dengan halus. Beru Sembiring berjiwa penyabar. Walau banyak yang tidak menyenangi dirinya dengan sabar dia akan menerimanya. Cenderung sebagai penguasa rumah tangga. Sehingga rumah tangga berada dibawah kendalinya. Tarigan Merga Tarigan pintar berbicara. Di kedai kopi ataupun jambur semua obrolan akan didominasinya. Cepat berkelit dalam berkata-kata jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan maksudnya. Karena pintar berkata-kata rata-rata merga Tarigan berjiwa dagang. Mulia Tarigan salah satu contohnya. Juga Mestika br Tarigan menjadi psikolog terkenal saat ini. Beru Tarigan bersifat pasrah terhadap sesuatu yang didapatnya. Apa yang dikatakannya terkadang berbeda dengan isi hatinya. Perangin-angin Merga ini disebut dengan julukan Tambar Malem (selain Sebayang). Tambar Malem maksudnya disini adalah kepintaran dalam berkata-kata untuk menghibur orang. Jika ada orang mengalami masalah, Perangin-angin pintar memakai lidahnya untuk menghibur dan mencari solusi jalan keluarnya. Bersifat moderator dan mediator. Cenderung harus dibujuk-bujuk (tami-tami) dan cemburuan. Berani dalam bertindak dan mengungkapkan pendapatnya. Aktor kawakan Advent Bangun yang telah memakai lidahnya dalam berkotbah di mimbar gereja. Termasuk perjuangan Kiras Bangun alias Pa Garamata dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Beru Perangin-angin berjiwa ingin tampil. Ada suatu kebanggaan jika dirinya diperhatikan orang. Bersifat menguasai keluarganya sendiri. Kepintarannya dalam mencari muka pada orang tuanya terkadang membuat perselisihan dengan turangnya sendiri. Sifat-sifat merga di atas tidak bisa menjadi tolak ukur bagi kita untuk menyimpulkan sifat seseorang dari merganya. Perkembangan jaman, kehidupan sosial dan perkawinan dengan berbagai suku sedikit demi sedikit mengikis sifat-sifat merga itu sendiri. Jadi sifat merga diatas hanyalah sebuah kesimpulan kecil dari sebuah penelitian yang setiap saat bisa disanggah dan diperdebatkan. Sekali lagi janganlah kesimpulan diatas menjadi acuan kita untuk menilai sifat merga dan juga sifat seseorang. Tapi jika kita menelusuri lebih dalam setiap orang Karo mempunyai sifat yang hampir sama. Mungkin dikarenakan alam, budaya dan seninya yang mengacu pada kehidupan sosial Karo itu sendiri. Catatan kecil tentang sifat orang Karo Orang Karo itu tidak terlalu rajin tetapi bukan pemalas. Berjiwa lemah lembut dan toleransi yang kuat. Sifat gotong royong dan memusyawarahkan sesuatu secara “sangkep nggeluh” menjadi nilai yang dikedepankan dalam strukur sosial masyarakatnya. Prinsip hidupnya adalah, ”Ertuah bayak sangap encari,” yang artinya berkembang biak murah rejeki dan etos kerja yang digunakan, “Mangkuk reh mangkuk mulih, Ola lolo cametendu”. Filosofi hidup orang Karo itu,”Pebelang juma maka mbelang man peranin, Jemur pagendu sangana las,” yang artinya perbanyak mata pencaharian supaya banyak hasilnya, gunakan kesempatan yang ada. Ada juga falsafah yang mengatakan, “Keri gia pola isina, gelah mehuli penangketken kitangna,” biarpun habis air nira diminum, asal yang meminum itu menggantungkan tempatnya (kitang) itu dengan baik. Kelemahan orang Karo pada umumnya mudah tersinggung dan sakit hati. Apabila rasa sakit hati dan ketersinggungan itu terlalu mendalam akan menimbulkan reaksi. Tetapi lebih banyak mengundurkan diri dalam percaturan. Tapi umumnya mempunyai sifat pendendam. Orang Karo sangat sensitif tetapi menyimpan sifat ideal sebagai single fighter. Berani memulai sesuatu walau tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya. Mempunyai jiwa merantau (erlajang) dan dengan cepat bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ada istilah sendiri yang mengacu hal ini, “Kalau masuk ke kandang kambing, dia akan mengembik tapi tidak jadi kambing. Kalau masuk ke kandang harimau, dia akan mengaum tapi tidak jadi harimau
.” Adat Perjabun Nereh Empo I Karo Dusun
Wilayah Karo Dusun Wilayah Karo Dusun mencakup Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Pancur Batu , Kecamatan Namo Rambe , Kecamatan Sunggal, Kecamatan Kutalimbaru , Kecamatan STM- Hilir, Kecamatan STM- Hulu, Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Biru- Biru . Wilayah ini dihuni oleh masyarakat Karo dari jaman sebelum perang. Melalui wilayah ini ada jalan tembus , jalan perlanja sira yang menghubungkan Karo Dusun dengan Karo Julu. Jadi garam yang sangat penting itu untuk kehidupan manusia , di pasok dari Karo Dusun dan Alas ke Tanah Karo . Hubungan kekeluargaan (adat istiadat nggeluh) sangat erat antara Karo Dusun dengan Karo Julu. 1. Maba Belo Selambar Pada zaman dahulu sebelum perang maba belo selambar dengan membawa kampil lengkap yang berisi belo, kapur, gamber, mbako, pinang, penaka pinang, ( kalak kati ), tok- tok, perisapen, yang terdiri dari daun nipah, daun jagung, mbako dan santik. Pertemuan ini dihadiri oleh Anak Beru Siempo (dilaiki-diberu), Sembuyak si empo, nande bapa sinereh , siterserh, dan bibi siterserh yang tidak punya anak laki- laki . Untuk pertemuan ini Anak Beru si empo datang kerumah sesudah makan malam sebagai utusan si empo . Teknik pelaksanaannya dilakukan setelah saling bertukar rokok (isap). Anak beru si empo menyampikan niatnya kepada orang tua sinereh atau sembuyak terdekat. Dan orang tua si tersereh meminta turangnya untuk menanyakan kepda si tersereh ketersediaan untuk menerima lamaran. Pada umumnya gayung bersambut karena sudah ada arih- arih simedanak. Tempa- tempa terjadi paksaan karena ; yang datang adalah impalna dan belum ada arih- arih. Biasanya bila mana bukan anak kalimbubu , maka pihak si empo tidak berani kalau belum ada arih- arih orang tua atau simedanak . Orang Karo takut dipermalukan. Sering juga terjadi sebelum makan belo orang tua si empo datang tanpa anak beru; maka ayam untuk dimakan bersama kalimbubu untuk menanyakan kesediaan si tersereh untuk kawin dengan impalna. Dalam hal ini penolakan sering terjadi. Setelah ada persetujuan maka direncanakan maba belo selambar. Proses ini namanya nungkuni , bila tak ada musyawarah anak. Bila ada musyawarah anak anak dapat terjadi : Pertama nangkih erjabu. Anak kalimbubu harus dibawa kerumah Bapa Tua , Bapa Uda, Abang yaitu rumahna. Bukan Anak Kalimbubu dibawa ke rumah Anak Beru. Sekarang dibawa ke rumah Pemuka Agama. Nangkih erjabu ada dua bentuk : a). Nangkih dengan persetujuan b). Nangkih erbuni- buni( tidak ada persetujuan ) Kedua Maba belo selambar, yang menjadi pembicaraan adalah apakah pihak si empo banci erjabu, tersinget-singet ndigan maba luah (nganting manuk). Pada saat acara ini yang di undang makin banyak, semua Sangkep nggeluh siseh kujabu tambah Anak beru Tua (Singerana). Selain kampil lengkap 6 buah maka si empo maba nakan tasak untuk makan bersama , amak mbentar sinereh (amak runggu). Saat pelaksanaan dapat dilaksanakan pada pukul 17.00-19.00 (makan dulu baru acara) atau pukul 14.00-15.00 sampai selesai (acara dulu baru makan) . Tempat berkumpul di rumah si tersereh atau di jambur (Los). Teknik pelaksanaan seperti runggu Adat Karo : Ditengah (gelanggang/berhadapan masing- masing Anak Beru), dibelakang anak beru sesina kuranan, senina sepemeren, senina siparibanen , sembuyak, sukut, sukut ras senina sepengalon. Kalimbubu, sebelah kanan, di kanan kalimbubu duduk puang kalimbubu. Runggu boleh dimulai karena seluruh sangkep nggeluh (sindungi runggun ras kerja) enggo pulung. Yang akan dibicarakan adalah : 1. Apakah si empo boleh nikah 2 . Ersinget- singet gantang tumba (utang adat) ; tukor 3. Penentuan hari Maba Luah (nganting manok ras kerja adatna). Kalau sudah ada hari yang disetujui maka Sengkul me pudun. 2. Maba Luah ( Nganting Manok) Yang perlu dipersiapkan si dilaki (pihak laki-laki), kampil lengkap 6 buah, amak mbentar man kalimbubu secukupnya, perisapen rokok 8 bungkus kalau dulu cukup 7 bungkus atau 6 bungkus; rires secukupnya, cimpa unung- unung, ayam cipera, nasi serta gulen. Si diberu (pihak wanita) : kampil lengkap ras anak runggu 2 buah serta amak untuk kalimbubu. Yang hadir semua sangkep nggeluh dari masing-masing yaitu : Sukut, Sembuyak Sukut, Senina (sipemeren,siparibanen , sepengalon) , senina kuranan (Gamet), kalimbubu, puang kalimbubu, anakberu ras anak beru menteri. Khusus si empo harus hadir : anak beru ngikuri untuk mencuci kuali (belanga) dan membantu masak. Hari pertemuan sering sudah ditentukan saat maba belo selambar bagi keluarga baru; dan saat runggu erbahan kerja bagi keluarga yang sudah punya anak . Pelaksaanaan sebelum perang, diadakan pada siang hari, atau malam hari berbeda waktu dengan kerja adatnya. Sekarang ini diadakan malam hari dan besoknya kerja adat. Dan tempa-tempa disatukan dengan naba belo selambar dengan syarat harus ada kuah man kalimbubu (rires, cimpa unong unong dan gule cipera) saat maba belo selambar dan memudahkan peningkatan ini harus ada pembicaraan lebih dahulu (teruh- teruhi). Teknik pelaksanaan sama dengan runggu Adat karo saat naba belo selambar sigundari, jadi pembicaraan adalah menentukan utang adat yang harus ditanggung oleh si empo yaitu : Batang Ujuken (tukor) bere- bere, perkempun, perninin, ciken- ciken, perbapatuaan, perbapangudan, batu gilingen, tangu beru, gamet, suabe (perkembaren), anak beru menteri, sirembah kulau, (kelang-kelang). Setelah adat ini disetujui maka dibicarakan mengenai acara kerja adat besok hari, agar semua berjalan lancar yaitu : ose dan yang di osei, makan pagi (ngukati), membayar utang dan acara singerana. Permulaan acara pihak perempuan. Tempa-tempa selang seling. Diakhir acara maba luah adalah Sengkul Pudun Kerja 3. Kerja Adat Yang perlu dipersiapkan : a. Sinereh Pinggan pedalan emas yang terdiri darai : pinggan pasu, ariteneng ,cimata, cincin-tumbuk, draham yaitu emas megersing ( ganti kunyit ), beras meciho, belo cawer, amak mbentar Tikar tempat runggu ( amak runggu) dan tikar untuk kalimbubu. b. Si empo Uang yang harus dibawa, makan untuk dua kali makan (pengukati, dan makan siang), untuk acara makan ini Potongan Adat yaitu Kerbau , Sapi, dan Babi harus disediakan utang adat yang potongannya cara ngelapah. Khusus pada pesta adat hadir seluruh kerabat, kade- kade ndauh- ndiher yang fungsinya pertama : Ndungi adat kerja/petunggungken dan pehagaken , yang berfunsi sebagai Ndungi Adat-Kerja yaitu Sangkep Nggeluh dari sukut berfungsi untuk petunggungken kade-kade si ndauh-sindiher; yang berfungsi untuk pehagaken teman meriah , sierpangkat. Hari pertemuan sudah dirancang saat maba belo selambar bagi jabu simbaru atau runggun adat bas nehken sura- sura bagi jabu si enggo ndekah. Lamanya pudun hanya 1 bulan bila lebih sirenggetken. Acara dilakukan dirumah Waluh Jabu (kerja rumah), dibuatkan tenda di depan rumah, ditanah lapang atau gedung pertemuan, loosd desa , jambur,. waktu pelaksaanaan mulai pukul 08.00 sampai selesai. Pukul 07.00 – 10.00 ngukati, pukul 09.00-10.00 ersukat emas, pukul 10.00 – 13.00 acara ngerana- ngerana (sidiberu arah lebe), pukul 13.00- 14.00 makan siang. Teknik pelaksanaan pada ersukat emas iban “Runggun Adat Karo“. Anak beru petala-tala ia itengah, kundul sukut , senina , gamet, teman meriah, perangkat Desa, pemuka agama. Sebelah kanan duduk kalimbubu sebelah belakang kalimbubu duduk puang kalimbubu , sebelah kirinya duduk anak beru menteri dan sebelah kirinya duduk anak beru ngikuri. Saat pedalan emas dilakukan oleh kepala desa yang sebelumnya diadaklan sejalapen yaitu sekaku atau saksi tertulis dari perkawinan ini. Urut -urutan pedalan emas : Sinereh ngirakken pinggan pedalan emas ras si empo ngisisa alu uruten : a. belo Kinapor 12 lembar b. bura emas c. ulu emas d. batang unjuken (berdasarkan musyawarah) e. bere- bere f. perkempun, man mama nande. g. Perninin, man senina bap. h. Pebibin, man senina nade i. Ciken – ciken, man mama nini bolang j. Perbapatuan, man impal Nande k. Perbapangudan, man diberu impal bapa. l. Batu galangen, cibal – cibalen bapa m.Tinggir Beru, man senina Bapa (kakak atau adik). kalimbubu bena- bena( kalimbubu tua ), kalimbubu dareh ( kalimbubu simupus ) dan kalimbubu siperdemui , kalimbubu sipemeren serta puang kalimbubu . Anak beru, anak beru menteri dan anak beru sipemeren . Selesai acara ngerana – ngerana kedua belah pihak maka diadakan acara makan siang . Dan sebelumnya diberikan dulu makan baluten yang banyaknya minimal 12 buah atau 50 – 2 = 48 untuk pihak sinereh . Saat acara makan diumumkan bahwa nanti malam akan diadakan acara “mukul” di rumah bapa si empo. Pada perkawinan orang karo sering terjadi Ngelingkah (ngelangkah), satu dilangkahi bayar satau, dua dilangkahi bayar dua , dan seterusnya. Adapun utang yang dilangkahi laki- laki adalah : tengkulok, kain sarung, dam tikar. Utang kepada perempuan : Kampoh. Kerja Adat karo Dusun terdiri dari : Kerja singuda, Kerja sintengah , kerja sintua. Kerja Singuda adalah kerja dengan potong babi atau erbante. Semua kade – kade sindiher i tenahken tambah Sangkep nggeluh. Kade-kade sindiher juga dibatasi karena pangan terbatas. Kerja Sintengah : adalah kerja mbelin tanpa gendang sarune. Kerina kade kade teman meriah ras Sangkep Nggeluh i tenahken sebab potong kerbo atau lembu jukut 6-8 kaleng. Kerja Sintua adalah kerja sintengah alu erkata gendang . Kerina kalimbubu sineken bas surat undangen harus diundang. 4. Mukul = Mecah- mecah tinaroh Yang perlu di[persiapkan sinereh adalah ayam yang dilengkapi oleh singalo bere- bere (mamina) ayam itu warnanya kuning (simelias rupa), tinaruh manuk belgang disebut tinaruh manuk Tasak Mulia. Pihak si empo mempersiapkan: pinggan Pasu (piring besar), uis arinteneng atau uis teba metak loanam pingga pasu, nasi dan tulan putor dan kepala serta ekor dimasak tanpa adum. Yang kumpul sat mukul adalah sangkep nggeluh siseh kujabu masing- masing pihak. Dan tempat kumpul di rumah orang tua si empo pukul 20.00-21.00 sampai selesai. Biasanya pihak sinereh bermalam di rumah pihak si empo. Teknik pelaksanaannya bibi si rembah kulau, bibi nande, anak beru menyiapkan pinggan pasu dengan lanam uis arinteng; letakkan nasi diatasnya, letakkan manuk yang disangkepi ; gat- gat tasak telu, tinaruh raja mulia. Sudah lengkap hidangan didepan penganten didalam amak dabuhen (KAMAR) pukul sidilaki nakan ras tinaruh berekenna man si diberu dan sebaliknya; mengucapkan janji bahwa tidak boleh berpisah kalu tidak dipisahkan Tuhan. Masing masing memilih ayam sangkepi. Yang perlu dipersiapkan adalah kampil pengobah tutor, cimpa baka sagu, yang hadir Sangkep Nggeluh si empo ras sinereh dan dilakukan besok pagi sesudah mukul i rumah si empo, nangkih-nangkih matawari sesudah makan pagi . Kedia penganten baru si osei uis mejile, sitersereh di antar bibi membawa kampil, ke bengkilanya diberikan belo kinapor dengan ucapan mulai hari inin tidak boleh bicara langsung harus memakai perantara . Demikian juga kepada turangku dan kerabat lain, kalau da perubahan tutur maka laki- laki maupun perempuan (si empo dan sitersereh) semua berubah sesuai dengan tutur simbaru. Hal ini dapat terjadi bila yang nikah tidak tutornya rimpal.contoh erbibi bana,permenna bana , maka akan terjadi perubahan yang mencolok. 6. Ngulihi Tudong Yang perlu dipersiapkan keluarga baru adalah nakan dan gulen tasak serta cimpa. Hari pelaksanaan adalah 4 wari 4 berngi pejabun, maka bernagkat keluarga baru dari kampung sidilaki ke kampung kalimbubu. Adapun pengantarnya adalah nande-bapa, anak beru dan sembuyak. Dan sampai di rumah kalimbubu sebaiknya sebelaum pukul 12 .00. Makan siang diadakan di rumah kalimbubu bersama Sangkep nggeluhnya. Keluarga sidilaki biasanya bermalam tapi sekarang dapat pulang pada sore hari. Setelah makan malam dibuat acara mbereken pedah-pedah (memberikan petuah). Setelah itu pihak perempuan mempersiapkan pakaiannya untuk dibawah esok harinya. Pada jaman sebelum perang, kendaraan belum ada, maka Ibunya mengantar anaknya sampai kerangen kuta (hutan dekat desa) dengan cara pelan- pelan berpisah dengan pesan “Jangan pernah menoleh kebelakang, tetap pandang ke depan semoga kam sehat dan bahagia selalu”, namun si nande tetap berdiri di kerabangen kuta sampai si anak tidak kelihatan lagi. 7. Ngulihi Bulang Hal ini terhadi bila rumah mereka jauh dari rumah orang tua laki-laki . Atau si laki-laki ke kekelaan di rumah kalumbubu, maka secara dadakan diadakan ngulihi bulang, yang perlu dipersiapkan adalah: nakan dan bengkau tasak dan cimpa, waktunya 4 atau 5 hari setelah pesta adat (4 atau 5 be rngi enggo kenca kerja). Acara ini juga mengambil pakaian si dilaki yang masih ada dirumah orang tuanya, selesai acara makan diadakan acara memberikan petuah- petuah. ditulis oleh : Ngajarsa Sinuraya Bre Bangun nb : ada sebagian kata-kata yang diubah untuk memudahkan pembacaan.
Langganan:
Komentar
(
Atom
)













